Pada satu sisi, kehidupan asrama memunculkan semangat spiritual
yang baru bagi pa, serta telah berhasil memberikan pa kesempatan untuk
menikmati satu naluri yang real sebagai pendidik. Tapi entah mengapa, masih saja ada perasaan
tak puas. Pa merasa ada bagian-bagian jiwa pa yang masih terpenjara.
Langit tau itu. Alam bebas adalah kemerdekaan
pa. Tempat pa bermimpi. Tempat di mana pa merasa tanpa kekang. Tempat pa mengumpulkan
pelajaran, tempat pa menerima kiriman mutiara tak terduga dari Tuhan. Semua deh
pokoknya.
Pa paling dak bisa diam. Kalau hari pa kosong
dari sebuah pekerjaan, pa pasti ingin keluar, jalan kemana aja. Ke rumah temen,
ke toko buku, dan lain-lain.
Kalau di sini?
Gerak pa begitu terbatas. Yang dilihat dan yang
dihadapi cuma itu itu saja. Bahkan untuk izin keluar satu kali seminggu buat
pengajian aja, kok rasanya ga enaaak banget. Soalnya, selalu ditanya-tanya. Si itu
kemana? Mau ngapain? Kok belum balik? Huft. Pembina kan juga butuh belajar.
Terbayang kan, apa dan bagaimana yang pa rasakan?
Tapi, oke, oke. Pa terima deh. Inilah profesi.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar