Dendang syair berdendang.
Antara pedih, luka, tawa-tawa kecil.
pengusir duka yang menari di sekitaran.
Dendanglah, syair berdendang
kami terbenam dalam air mata darah.
kami berteriak, kami memekik.
Kami terpasung dalam tekanan angka-angka.
Kau para penguasa,
betapa sesimpuhsesimpuh kaki
berjejer di badan jalan.
Teriakan lapar
untuk telinga yang berpura-pura tuli
padang, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar