Awal Untuk Akhir
Sebelum masa itu tiba, izinkan aku berlepas diri dari segala yang membelenggu
Rela dan berupaya mengikhlaskan, menerima semua ketentuan-Nya dan tidak akan menyesali apapun lagi.
Memafkan masa lalu serta siapapun yang pernah menorehkan luka di lubuk paling dalam hati ini
Semua yang tertinggal di belakang adalah sebuah cerita yang tersimpan rapi dalam arsip memori di sepanjang jalan yang telah dilalui
Semuanya memberi arti bukan lagi menyakiti
Segalanya itu nikmat dan rahmat yang berkelimpahan
Tidak ada alasan untuk membenarkan keluhan dan tidak ada dalil yang mampu menafikan nikmatNya
Bahwa sebenarnya Allah sayang, Allah tak pernah meninggalkan
Meskipun hidup masih penuh riskan, dibuai nafsu dan angan-angan
Harus sadar kemana hendak membawa diri, ke sana, ke jalan pulang yang diingini
Aku tidak tau apa yang Dia tulis untukku, sampai kapan aku memiliki kesempatan
Namun aku sadar kemana aku harus berpijak dan apa yang harus kujadikan pegangan agar tak jatuh bergelimang lumpur kubangan
Menetapkan titik darurat, dan mengetahui kapan harus memutar arah beberapa derajat
Mengenali musuh dan menyiapkan alat perang paling tangguh
Ikhlas karenaNya, mencinta ilmu untuk mendekatiNya, meraih hidayah paling tinggi untuk terus berada dalam naunganNya
***
Teman
Siapa itu teman
Siapa yang semestinya dijadikan teman
Semakin kesini, aku semakin tau apa itu teman dan pertemanan
Untuk menyelaminya sangat mudah namun butuh kejernihan hati
Butuh menjauh, dan melihat dari jauh
Butuh keluar agar bisa melihat dengan jelas
Ibaratkan CCTV yang merekam segala keadaan
Dari jauh, tetap memusatkan pendengaran
Mendengar suara-suara yang berkicauan
Dari semua yang terlihat, dari apa yang kudengar, dari apa yang kurasakan
Dari semua itu aku tau siapa temanku
***
Untukmu "al ghuraba'"
Kokoh dalam prinsip
Erat dalam buhul tali kekang
Tak butuh penilaian manusia
Dipandang aneh, sok alim tak mengapa
Hanya menikmati hidup dalam keterasingan
***
Kematian ; Bagaimana Aku Dikhatamkan
Kematian adalah gerbang pembuka menuju kehidupan yang abadi
Bolehkah aku bertanya tentang kematianku, Robbku?
Bagaimanakah aku mati nanti?
Apakah rekam jejakku di dunia sudah sesuai dengan tuntunanMu? Karena sungguh aku ingin tersenyum lepas di garis finish nanti
Ya Robb, kuutarakan padaMu sebuah pengakuan
Bahwa ternyata hidup ini berat
dan aku hanyalah anak kecil yang terlalu senang bermain di hamparan duniaMu yang luas ini
Sering aku lupa diri, bermain terlalu jauh, jauh dari rumah
Sehingga aku tak mendengar panggilanMu yang berulang kali Engkau serukan
Bagaimana aku mati nanti ya Robb?
Akankah saat itu dosa-dosaku sudah dimaafkan?
Apakah benar hanya Engkau satu-satunya di hatiku?
Ya Robb, sungguh begitu berat hidup ini
Sehingga aku bolak balik mencari jalan kebenaran
Harus rajin membersihkan kaca mataku dari debu yang abu-abu
Seringkali aku salah, kukira kesenangan adalah kebenaran
Padahal kebenaran adalah kepayahan dan kepahitan
Jadi bagaimanakah keadaanku saat mati nanti ya Robb?
Aku memohon padaMu untuk kematian yang indah
Jangan lepaskan dekapanMu
Jangan biarkan aku terlalu jauh bermain
Tuntunlah Aku sampai masa itu mendatangiku
Aku ingin melihat wajahMu sebagaimana rindunya kekasihMu menanti pertemuan itu
Aku merengek, meminta, memohon
Moga baik kematianku, indah akhir ceritaku
Padang, 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar