Kamis, 22 Juni 2023

Toleransi Rasa

Tak baik menurut kita, bisa jadi baik bagi orang lain. Lucu ya muqoddimahnya?
Sedikit menanggapi berita yang tak sengaja kebaca. Dari CNBC ; Mantan ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (apindo) mengatakan bahwa pengusaha pusing karena pemerintah memberikan libur panjang untuk idul adha di tahun 2023 ini. Katanya, penambahan libur mengakibatkan biaya produksi bertambah  dan berimbas pada produktivitas. Bagi perusahaan yang lagi banyak pesanan, mau tak mau tetap produksi, jadinya harus keluarin banyak uang untuk lembur pekerja. 
Dan katanya lagi, harusnya pemerintah mengajak rakyatnya untuk tak bermalas-malasan dengan seringnya libur. Dan harusnya lagi pemerintah mestinya meningkatkan daya saing dengan negara lain untuk meningkatkan produktivitas. Waktu kerja di Indonesia 40 jam per pekan saja sudah kalah dengan negara-negara pesaing, dengan banyak libur maka jam kerja pun makin berkurang. 
Helo bapak, terlepas dari alasan 'kepercayaan' saya, saya mencoba menanggapi dari sisi yang setara. Bapak pengusaha, dan saya guru. Pengusaha dan guru adalah profesi. 
Bapak, Saya ini guru sekolah swasta yang belajarnya full day. Dari senin sampai jumat. Seringkali, jadwal libur semester baik di ganjil dan genap harus kepotong untuk lokakarya atau workshop biar kualitas guru selalu meningkat dari tahun ajaran ke tahun ajaran berikutnya. Biar makin profesional mengaplikasikan kurikulum yang kerap kali berubah. 
Jujur, kami ada masa lelahnya. Dan butuh hadiah libur panjang yang mungkin saja hanya sekali ini dapatnya, bisa jadi kebijakan tahun depan beda lagi. Taulah ya. 
Lebih dari itu bapak, output kami bukan barang, bapak. Tapi manusia yang cerdas dan berakhlak mulia. 
Bapak bisa coba bayangkan deh. Jika kami kekurangan libur, yang jelas kami tidak punya waktu untuk "memanjakan diri"  kami pak. Tidak punya waktu untuk "healing" setelah menghadapi ruwetnya problematika mendidik dan mengajar di sekolah. Kami dituntut untuk mengedepankan " Service excellent" juga lho pak. Gimana caranya kami melayani dengan baik dan maksimal, sementara tubuh dan pikiran terus meronta minta rehat sejenak. 
Atau, jika terus kami paksa. Kami bisa cacat dalam pelayanan, atau lebih halusnya tidak maksimal dalam menjalankan fungsi sebagai pendidik. Sebagai imbas dari tidak stabilnya emosi dan tidak fitnya jasmani. 
Maksud saya begini lho pak. Bapak rugi dari segi materil, kami pun juga rugi di segi itu, kan karyawan swasta. Rugi bapak secuil dari yang banyak. Rugi kami bisa jadi banyak dari yang secuil. 
Jadi, bertoleransi perasaan lah dengan kami bapak. Jangan ngeluh. Cuma 5 hari saja. Berlapang dadalah untuk sedikit kesenangan kami. 
Jika kami senang, pikiran tenang, semoga maksimal juga usaha kami dalam mencerdaskan anak bangsa ini.