Sabtu, 23 Maret 2024

Perempuan

Saya sangat setuju jika ada yang mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi seorang perempuan adalah "ekspektasi". Untuk membuat keseimbangan di semua identitas yang melekat di dirinya. Entah itu sebagai istri, anak,  ibu ataupun sebagai individu bagi dirinya sendiri. 
Yang sebenarnya agama punya solusi untuk menciptakan keseimbangan itu. Namun, ada begitu banyak perspektif di sekitaran yang selalu berkontribusi memberikan aksi dan reaksi. Sehingga apa yang sudah berjalan sesuai takaran dan kadarnya sulit dipandang benar. 
Jika tiba masanya harus memutuskan sesuatu untuk satu identitas, maka identitas yang lain akan selalu mengiringi. Bagaimana harus stay di tengah untuk menghindari konflik. 
Kata orang minang "agak maagak". Bagi perempuan sepertinya itu cukup sulit. Meskipun pada akhirnya tetap harus memilih dan menempatkan segala sesuatunya di tempat yang tepat, dengan berbagai pertimbangan serta harus menerima dan merelakan satu identitas yang terpaksa dikorbankan  untuk identitas lain yang lebih diprioritaskan (pada kondisi-kondisi tertentu). 
Bagi laki-laki -dengan ketinggian logikanya- hal ini bukanlah sebuah tantangan yang berarti, bagi perempuan tentu berbeda karena kedalaman perasaan yang dimilikinya.