Rabu, 06 Desember 2023

Resensi Buku Sederhana : Dari lubuk hati untuk ananda

Jazakillahu khairan kepada penerjemah buku ini, yakni kepada Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyah. Sungguh tangan ini telah meraihnya darimu di waktu yang sangat tepat, di saat jiwa sudah berada di titik nadir. Bagaikan obat, setiap untaian kata yang termaktub di dalam kitab mungil ini sangat menyejukkan, mendamaikan, dan menyembuhkan. Semua tak bisa lepas dari Bantuan Allah ta'ala yang telah menggerakkan hati. Sehingga pada akhirnya, buku yang sudah dibeli beberapa bulan lalu ini, bisa dibaca untuk pertama kalinya. 
Karya Ibnul Jauzi memang selalu memikat hati, dengan kepadatan ilmu serta penggunaan bahasa-bahasa yang santun dan indah. Namun bukanlah keutamaan buku itu terletak pada keindahan kata-katanya saja, namun di setiap untaian kata-kata tersebut ada hikmah yang menyadarkan hati  yang lalai untuk kembali kepada sang penciptanya. Ada peringatan agar manusia tidak berjalan melewati batasnya. Senantiasa berada di tengah, sebagaimana hakikatnya seorang manusia. Dengan itu akan tercapai keseimbangan dan kebahagiaan yang sesungguhnya. 
Di halaman pertama, mata ini langsung disuguhi biografi penulis. Dengan judul bab " Ibnul Jauzi dalam kenangan" . Bab ini dimulai dengan kalimat-kalimat penghargaan terhadap beliau. Tersebab karya-karyanya  yang membuat beliau menjadi kebanggan di negeri Irak. Kemudian penerjemah menuturkan rentetan kisah hidup beliau dari kelahirannya, nasabnya, masa kecil, masa remaja beliau dengan segala kesungguhan dalam menuntut ilmu. Hingga Allah menganugerahi beliau kedalaman ilmu tersebut yang kemudian bisa kita baca dalam karya-karya tulis beliau yang luar biasa. 
Sebelum tulisan ini kulanjutkan, izinkan aku mengungkapkan suatu hal, bahwa ketercapaian kita membaca sebuah buku adalah Rahmat dari Allah ta'ala. Darinya kita mendapatkan ilmu, darinya kita menemukan obat yang sedang kita cari. Karena tiadalah yang diharapkan oleh jiwa yang sakit selain kesembuhan. Dan aku bersyukur Allah menuntunku untuk membaca saripati nasehat yang ada di buku ini. 
Setelah pembaca diperkenalkan lebih dekat dengan penulis, maka sudah sepatutnya rasa cinta itu tumbuh, pikiran dan hati akan dihadapkan sepenuhnya untuk menerima nasehat dari halaman awal hingga akhir . 
Penerjemah buku ini menggunakan kata pasal sebagai padanan kata "bab". 
Di pasal pertama, aku menemukan sapaan yang sangat menyentuh.  Seperti judul buku ini, " Dari Lubuk hati Untuk Ananda". Aku betul-betul merasakan ketulusan hati beliau dalam menuliskan nasehat ini. Bagaikan seorang ayah yang sedang  duduk berhadapan dengan anaknya. Beliau rahimahullahu ta'ala memanggilku dengan kalimat yang menyentuh. "Ketahuilah, wahai anakku, semoga Allah memberimu taufik kepada kebenaran" MasyaAllah, seakan aku telah menemukan ayahku yang selama ini kurindukan eksistensinya di hidupku. Ayah yang kurindukan nasehatnya saat aku lemah hingga aku mampu bertahan dengan kekuatan yang ada. Ayah yang selalu mengajakku pada kebenaran dan menarikku saat aku salah memilih jalan. Ayah yang selalu mendoakanku agar Allah memberiku taufik pada kebenaran. 
Di dalam buku ini tersaji 18 pasal. Dan pasal-pasal tersebut sengaja diurut dengan sistematis. Aku dibuat takjub karena penulis tau apa yang ada di benak pembaca. Karena setiap aku telah menyelesaikan satu pasal, maka apa yang ada di pasal berikutnya adalah jawaban atau respon dari apa yang ada di kepalaku saat menyelesaikan pasal sebelumnya. Seperti pada pasal " Merenungkan hakikat dunia" , penulis dengan tegasnya mengutarakan betapa ruginya jika hidup ini hanya diisi oleh perkara dunia yang melalaikan. Bahwa dunia hanya sementara sedangkan akhirat memiliki masa yang panjang. 
Saat membaca pasal ini, aku diajak untuk merefleksikan diri sejenak. Hingga muncul banyak hal yang disesali. Tentang betapa sibuknya pikiran dan raga ini hanya untuk melakukan beragam hal yang bersifat keduniaan. Namun, di tengah kecamuk yang ada. Penulis kembali menghadirkan harapan, dengan judul pasal "Jangan putus asa dari kebaikan " . MasyaAllah. Seakan beliau tau apa yang ada di kepalaku. 
Begitulah seterusnya jika kita beranjak dari suatu pasal ke pasal berikutnya. Yang kemudian kita semakin menikmati isinya, dan semakin larut pula kita dalam renungan, menyelami diri sampai ke titik terdalam. 
Semoga banyak ibroh dan pelajaran yang bisa diamalkan dari buku ini. Meskipun bukunya hanya berjumlah 100 halaman, Namun setiap ilmu yang dituliskan di dalamnya tak ternilai harganya jika dibandingkan dengan novel-novel syubhat yang dulu pernah dibaca. Semoga Allah mudahkan buku ini tersebar dan dibaca oleh banyak orang. Dengan harga Rp. 35.000 saja, kita bisa mendapatkan banyak manfaat tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.