Senin, 22 Juli 2024

Diary Ibu : Makanan Sehat

Tetiba kangen menulis. Deretan draft di HP sudah sangat menumpuk, menunggu dikembangkan. Aku mencoba menilik satu persatu dan memilih satu tema yang menjadi concernku saat ini. Aku ingin sedikit berbagi tentang realita keseharianku sebagai seorang ibu yang baru saja melek tentang konsep "healthy food" untuk kesehatan keluarga jangka panjang.
Sebenarnya dari dulu aku cukup pemilih soal makanan, terutama untuk anak-anak. Cuma adakalanya longgar di beberapa keadaan dan membiarkan anak-anak mengkonsumsi makanan food industry yang dibeli di supermarket, meskipun tetap membatasi pada makan tertentu dan brand tertentu saja. Seperti marie-marie an atau wafer. Selain itu aku juga suka membelikan anak-anak makanan tradisional lokal produksi home industry yang masih berkemungkinan menggunakan bahan berbahaya.
Tapi beberapa bulan belakangan, aku seperti diberi kesadaran oleh banyak hal, seperti keadaan anak yang sakit, sering batuk dan sesak nafas. Juga dari obrolan dengan para sahabat di tempat aku bekerja, tentang beragam kemungkinan yang membuat anak-anak sering sakit.
Setelah itu, aku jadi sering membuka saluran kesehatan di youtube. Yang kemudian memberiku banyak pemahaman bahwa betapa pentingnya suatu "ilmu" yang kemudian menjadi landasan pengetahuan menuju hidup yang lebih sehat.
Aku jadi tau rahasia kotor dari food industry, yang menyamarkan nama ingredient berbahaya dalam kemasannya. Aku pun jadi tau bahwa makanan terbaik adalah makanan jenis whole food / makanan utuh seperti sayuran, ikan dan daging segar, buah-buahan dll. Bukan UPF (ultra process food) / makanan olahan; seperti sosis, nugget dll. Meskipun berlabel halal, tanpa pengawet dan sehat. Semua itu hanyalah teknik marketing yang membuat kita tertipu. (Klik https://youtu.be/h_one1PyE64?si=9vYCeJI-1e81RNNL )
Dari beragam fakta yang kuketahui tersebut, aku merasa bersemangat untuk hijrah perlahan soal pemilihan makanan. Aku jadi punya motivasi yang tinggi untuk mengolah sendiri cemilan anak-anak. Dan untuk mewujudkan itu, butuh waktu dan tenaga ekstra di sela waktu rehat sepulang bekerja. Sejauh ini segalanya berjalan sangat baik, karena saat ini aku punya aktivitas baru yang membantuku tetap bugar dan kuat. Tentang ini aku akan bercerita di lain waktu pada tulisan berikutnya.
Dalam hijrah ini, aku tidak memilih proses yang instan dan cepat.  Aku memulai dengan perlahan. Aku sadar bahwa saat ini aku masih ketergantungan dengan bahan makanan olahan seperti tepung-tepungan. Aku fokus dengan ikhtiar kita menekan keberadaan makanan food industry di rumah. Tak ada wafer, tak ada cookies coklat, dan tak ada sosis. Cemilan anak-anak kuolah sendiri dari bahan-bahan utuh seperti pisang, ubi dan kentang. Menunya bisa dkreasikan menjadi aneka makanan yang disukai anak-anak. Dengan begitu, makanan anak-anak bebas dari ingredient berbahaya seperti pengawet, pemanis buatan, perisa sintetik, dan aneka jenis menguat rasa.
Semoga usaha ini berjalan konsisten dan menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Kalau bukan kita, siapa lagi?

Padang, Juli 2024