Senin, 26 Desember 2011

SATU PERJUANGAN


Syukur Pada Yang Esa
Rahmat PemberianNya
Persaudaraan, Keharmonian

jalinkan Kasih Sayang
Hulurkanlah Bantuan
Kepada Yang Memerlukannya

Mari Kita Bina Satu Ummah Majujaya
Mula Diri, Keluarga, Sahabat
Masyarakat Dan Negara

Dengan Satu Perjuangan
Satu Arah Tujuan
Di Bawah Rahmat Yang Esa

Kita Melangkah Seiringan
Satu Perjuangan

Rintangan Pasti Melanda
Jangan Undur Walau Selangkah
Teruskan Perjuangan
Hingga Ke Akhirnya
Andai Kau Gugur
Andai Kau Syahid
Kau DiredhaiNya

Selasa, 20 Desember 2011

KRITIK TAJAM

Minggu kemarin aku mengikuti diskusi karya tulis. Diskusi ini adalah diskusi rutin yang diadakan satu kali dalam dua minggu. Semua peserta berasal dari kalangan penulis. Dari penulis pemula sampai penulis senior yang sudah banyak menerbitkan tulisannya di media lokal maupun nasional.

Seperti minggu-minggu sebelumnya, kegiatan

Senin, 12 Desember 2011

TOLONG¬ –TOLONGLAH, DUHAI..

Sekarang, esok, dan selanjutnya. Hidup ini akan selalu membuatku menangis. Dalam ruang bebas, atau berbatas. Dalam keramaian atau pun kesendirian, karena aku akan tetap sepi dan tersiksa di penghujung jalan ini. Kau takkan mampu mencipta tawa pada bibirku yang terkatup. Bibir yang tak mampu lagi terbuka sebab rahangku telah lelah mengoceh. Mengaduk-aduk kesenangan di batin saudaraku.

Baik. Baik. Mendekatlah kau. Beri aku sapu tangan merah jambumu. Tolong. Usap lelehan air yang terus membanjir di kelopak mataku. Ayo, aku mandah saja kali ini.

Tenanglah. Jangan pula kau menangis. Bukan salahmu. Hanya aku. Kebodohan demi kebodohan menindihku dalam gelimang noda. Memutarbalikkan jalan hidupku pada taman bunga yang gersang. Hingga kesegaran dan keindahan menjauh dari tempat manapun aku berada.

Duhai.. takkan kualamatkan. Rintih kedukaanku ini telah mengulum semua kebahagiaan yang ada. Memunculkan bintik-bintik hitam di sekujur gumpalan daging di rongga dadaku. Entah, mungkin mulai membusuk. Sebab darah-darah mulai mendesak keluar di mulutku yang terkatup ini. dan dadaku mulai merasakan sakit. Teramat sakit.

Tolong-tolonglah. Kepada siapa saja. Singkirkan sekat yang menyumbat aliran darah bersihku. Aku tau bahwa terlalu banyak kotor an bersarang. Gunjing. Asung. Fitnah. Benar telah meresap dalam tiap inci sel dalam tubuhku ini.

Minggu, 11 Desember 2011

pakai cadar bukan praktek sesat


ini nih yang perlu diinget sob!

kebanyakan orang awam,eh bukan kebanyakan, emang semua orang awam bilang begitu. kalau udah liat perempuan bercadar, mereka akan langsung mencap, " itu aliran sesat." atau waktu ngeliat orang pakai jenggot langsung bilan

Inner Beauty dan Kecerdasan Lebih Penting Lho..


Ada yang bilang, kalau cantik dan tampan adalah modal utama dalam menarik perhatian orang. Makanya banyak yang bela-belain ngabisin uang untuk sekedar perawatan wajah yang pada dasarnya tak bertahan lama seiring bertambah usia.

Tapi inget, modal tampang saja gak cukup. kebanyakan orang bahkan lebih tertarik sama seseorang yang punya otak cerdas serta pribadi yang luhur. Bener gak? karena dua hal itu adalah suatu kekayaan yang amat penting. Penting untuk kita punyai dalam rumah kehidupan ini.

Buat apa wajah tampan dan cantik jika tak memiliki kecerdasan serta sikap yang baik. Bentuk wajah sama sekali tak menjamin kebahagiaan lho! bahkan ada yang merasa rugi punya wajah cantik, karena rentan dijadikan sebagai objek kejahatan.

Dan yang lebih penting lagi. Kecantikan dan ketampanan tidak akan membuat kita mulia di hadapan Allah. Allah lebih bangga pada umatnya yang memiliki hati yang bersih serta keimanan yang mantap.

Nah, maka dari itu, mari kita adakan perubahan terhadap paradigma yang kurang tepat ini. Segeralah berlomba untuk mengasah kecerdasan serta memperbaiki sikap agar semua kita mempunyai kepribadian yang baik...

setuju????

mari berishlah dalam ssetiap desah nafas



edelweis, 2011

Kamis, 01 Desember 2011

percakapan aku dan dia

“ Pernahkah kau merasa bahwa kehidupan ini tak lebih hanya kesedihan saja, fa?”
Itulah pertanyaan yang pernah kau lontarkan secara tiba-tiba padaku. Ketika itu kau bersembunyi di balik selimut birumu. aku tau, Kau tengah berusaha menyembunyikan tangismu.

“ pernah” itulah jawabanku. sangat lugas dan singkat. Aku tau tangismu kian menjadi. Kudengar deru nafasmu yang mencoba menahan suara tangis.
" ada apa teman"? sejatinya aku sangat heran,kesedihan apakah yang telah meruntuhkan pertahananmu.

" sesuatu telah terjadi padaku...dan bla.. bla... bla,,," kau membuka selimutmu, kemudian beralih menatapku.
"ibuku tiada, ayahku tiada,dan sekarang kekasihku pun pergi tanpa sebaris kata"

" baiklah, aku ingin bertanya kepadamu. kesedihan apakah yang paling terakhir mendatangimu, temanku?" aku pura-pura bertanya.

" kesedihan karena kekasihku yang tiba-tiba pergi menjauhiku, dia menjahatiku, dia.. dia... dia..." kudengarkan segala keluh kesahmu. aku tau peristiwa ini adalah yang pertama bagimu.

kutatap matamu yang merah, kuusap air mata yang masih terus beraliran di pipi putihmu, lalu aku pun berkata, " bertahanlah... ibumu pergi, ayahmu pergi,namun tak pernah kusaksikan kau menangis sesedih ini.kau selalu berusaha tegar,kau selalu percaya Tuhan akan terus menguatkanmu. lantas, mengapa sang kekasih yang telah mengkhianatimu mampu membuatmu jatuh melemah???

kau pun terdiam. kau alihkan wajahmu ke arah lain. kau mungkin merasa malu dan menyesal. tapi, percayalah teman. aku yakin kau akan mampu melewatinya.

untitle


Malam ini telah hadir ribuan kali.
Ia datang, lalu menghadiahinya sebentuk rasa yang sama.
selalu sama semenjak peristiwa itu berlalu

ia tidak ingat lagi sejak kapan malam seperti ini hadir,
air matanya selalu tumpah. Hatinya yang terus diberi beban.
Beban-beban yang tak seharusnya ia tanggungkan.

sungguh Malam-malam ini telah menumbuhsuburkan rasa sakit.
sakit perasaan yang sama sekali tak pernah ia harapkan.

Sabar… sabar...
Hanya kata ini yang mampu membuatnya bertahan,dan,lalu
jiwa dan hatinya dapat larut bersama tuhan