Di hari ketika gadisku tidur lelap. Di hari kutemukan sedikit ruang untuk sejenak berkontemplasi, beramah tamah dengan diri sendiri. Karena untuk aku, berdiam di keheningan sambil merenung, menelaah, hingga menemukan sebuah pemahaman adalah refreshing yang paling memberi arti dibandingkan keluar lalu ngobrol lepas dengan teman.
***
Jujur, aku lelah.
Bukan untuk mengeluh, sekedar menegaskan bahwa aku manusia.
Di awal kehadiran gadis, kehidupanku memasuki pancaroba. Pekerjaan di luar stop sementara, dan aku mulai kesibukan baru di rumah dengan tiga krucil yang sepanjang hari ada saja tingkahnya. Seketika semua berubah dan bikin syok terapi di awal.
Ĺelah fisik, itu pasti. Karena harus bisa multitasking yang lebih dari hari-hari biasa.
Lelah fisik sebenarnya tidak masalah jika hati tenang. Namun menjadi masalah jika kelelahan sudah mencapai batas, sisi emosional tak wajar akan mulai bereaksi. Nah inilah yang menjadi titik perhatianku supaya aku tetap waras.
Di pekan pertama gadis, aku sama sekali tidak ada waktu untuk diri sendiri. Karena semuanya sedang beradaptasi. Jadwal tidur gadis, jadwal bangunnya masih random. Kadang bisa nangis seharian.
Tapi, di minggu kedua ketiga dan keempat semua mulai teratur. Tapi tetap aku masih belum bisa bersantai, menikmati waktu dengan diri sendiri.
Yang aku butuh bukan jalan-jalan ke pantai, bukan shoping di mall, yang aku butuh adalah waktu yang sejenak, yang tenang, hening, dan sunyi.
Waktu itu akan kuisi dengan menulis. Menulis apa saja. Karena bagiku Writing is healing. Selain menulis, aku suka baca laman psikologi di instragram. Kadang, suka berbenah juga.
***
Penting memelihara kewarasan bagi ibu-ibu pasca melahirkan. Jika emosi stabil, segala pekerjaan bisa dikerjakan dengan tenang tanpa merasa dikejar-kejar, dan segala masalah bisa diatasi dengan tenang.
Penting juga untuk segara istirahat jika lelah. Temukan waktu istirahat yang tepat, lalu minta bantuan suami untuk mengambil alih tugas sementara. Ingat bahwa kita tidak sendiri.
***
Terima kasih gadis, hari ini pertama kali umi punya timing yang pas untuk diri umi sendiri.
Terima kasih untuk tidak rewel.**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar