Minggu, 21 April 2024

Seri Keluarga : Catatan Perjalanan dan Pelajaran (bag.1)

Anak-anak begitu girangnya sore ini. Abi mengajak keluar. Kata abi ada arena bermain yang baru buka di salah satu pusat perbelanjaan. Aku oke saja, meski sebenarnya badan ini sangat lelah. 
Ba'da ashar kami pun akhirnya berangkat. Tapi di tengah perjalanan, ban motor kami kempes. Aku dan anak-anak harus berhenti dan menunggu abi memperbaikinya. 
Kebetulan sekali, kami berhenti di depan toko buku gramedia. Tepatnya di seberang, di pekarangan damar plaza. 
Pekarangannya cukup luas jadi anak-anak bisa berkeliaran dan jauh dari lalu lintas jalanan. 
Sekitar 15 menit berlalu, kami melihat abi kembali, dalam keadaan masih mendorong motor. Ya, abi belum menemukan bengkel di sekitar sana. Sehingga beliau harus memutar jalan ke arah lain untuk mencarinya. 
Menit demi menit berlalu, anak-anak mulai bosan. Si tengah yang super aktif mulai berlarian menuju trotoar. Aku dan si sulung berulang kali mengingatkan agar kembali ke dekat kami. Si bungsu juga merengek minta ASi. Kemudian menyusul si sulung yang mengeluh kelaparan, kehausan serta rasa capek. Sampai sampai menyalahkan kedatangan abi yang sangat lama dan meminta pulang naik grab saja. Aku terus mengingatkanya untuk terus bersabar dan tidak mengumpati takdir. Semua terjadi bukan kehendak kita. Dan juga, bukan kita saja yang merasakan haus lapar dan lelah. Abi juga. Bahkan abi lebih lelah daripada kita yang hanya duduk diam menunggu. Abi berjalan kaki sambil mendorong motor ke sana kemari mencari tukang tambal ban. Apakah pantas kita mengeluhkan bahkan menyalahkan abi? Dan sudah semestinya kita merasa kasihan kepada abi daripada diri kita sendiri. 
Memang, kempesnya ban motor atau apapun jenisnya kemalangan yang didapati di jalan, akan menjadi perusak mood jika tidak dihadapi dengan hati lapang.
Jadi asikin aja. Dan mari menunggu dengan sabar. Seperti judul buku yang sering kita baca. Jika kita menginginkan sesuatu maka berdoalah, doakan abi agar mudah urusannya. Anak -anak pun akhirnya mengerti. Mereka mencari kegiatan sendiri untuk menikmati penantian. Mengambil sapu (kebetulan ada sapu di sana), mencabuti rumput, memanggil kucing yang sedang tiduran. Dan sesekali saling bercanda dan menggoda si adik hingga adik merengek. Syukurlah mereka akhirnya bisa menikmati perjalanan ini. 
Tak lama kemudian abi datang dengan wajah lelah namun tetap berusaha tersenyum. Anak-anak sangat senang dan berlari menuju abi. Seraya menanyakan dimana abi menambal ban. Tempatnya jauh, kata abi. Yuk! Kita cari makan. Ini sudah terlalu sore dan kita semua sudah sangat lelah, maka rencana awal diskip dulu untuk waktu mendatang. Tidak tau kapan. Yang pasti ada pelajaran berharga hari ini. Semoga anak-anak bisa bersabar dan bersyukur di setiap baik atau buruknya keadaan. 🖤**Padang, 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar