Jumat, 04 November 2011

C.H.A.N.G.E


Satu hal yang saya pikir tentang hidup. Bahwa kehidupan menawarkan banyak jalan. jalan-jalan itu menawarkan pilihan. Ibarat jalanan tempat kita biasa berpetualang, ada banyak simpangan jalan yang ditemui. Ada jalan yang lurus ke depan, ada simpangan lurus ke samping kanan, ada simpangan lurus ke kiri, ada serong kiri, ada serong kanan. Nah, dari sekian banyak jalan, jalan manakah yang hendak kita pilih. jelas, semua itu terserah pada k
ita.

Bagi mereka yang fokus akan tujuan hidupnya, maka tentulah dia akan memilih jalan yang benar. Otaknya akan berfikir, jalan manakah yang akan membuatnya cepat sampai pada tujuan. Sebisa mungkin mereka akan mengindahkan keindahan-keindahan semu yang akan memperlambat perjalanannya.

Sebaliknya, bagi mereka yang tak fokus, mereka akan selalu dihadapkan pada bannyak kebingungan. Mereka akan mudah terbuai pada keindahan-keindahan semu yang mereka temukan dalam perjalanannya. Kebanyakan mereka gagal. Namun, Jika pada akhirnya ada yang sukses, maka pastilah jalan yang mereka lalui itu adalah jalan yang panjang lagi berkelok.

* * *

Jika kita salah memilih jalan, maka kita akan menuai akibat dari kesalahan tersebut. Ada sebab tentu ada akibat, dan akibat tersebut akan menuai efek yang mungkin tak bisa kita lupakan seumur hidup kita.

So Saya kembali berkisah….

Long time ago, saya benar-benar menjabati kepribadian melankolis sempurna. Saya selalu mematok semua hal secara sempurna sesuai dengan apa yang saya inginkan. Padahal saya tau Tak ada yang sempurna di muka bumi ini, kecuali Allah.

jika kesempurnaan yang saya harapkan itu tak mampu saya dapatkan, maka Hal yang akan lakukan adalah menangis, sedikit-sedikit menangis. Padahal bisa saja hal yang saya tangiskan itu bukanlah sesuatu yang bisa ditolerir sebagai hal penting.

hidup saya penuh dengan teori-teori. baik teori yang saya buat, maupun hasil contekan dari orang lain. tapi sayang,teori hanya tinggal teori, saya tetap saja berdiam diri tanpa merealisasikan teori-teori tersebut. maka menjadilah saya sebagai manusia teori. julukan yang sangat menyakitkan bukan.

Saya suka musik-musik mellow yang mampu mengundang air mata menjadi tumpah ruah. Nah, sambil denger musik itu, saya mengenang segala pengalaman buruk yang pernah menimpa saya. Jika sudah begitu, air mata akan sangat membanjiri. bayangkan saja, untuk menangis ini Saya mau meluangkan waktu saya berjam-jam.

Film favorit saya adalah drama korea romantis yang temanya sedih menyayat batin. hufh, benar-benar aneh.

Saya memiliki ribuan khayalan di benak saya. Khayalan yang indah-indah dan juga sedih. Saya pikir kehidupan hanya ada di alam imajinasi saya. Makanya ketika dihadapkan pada realita, saya menjadi ciut.

Jika pikiran saya kalut, saya berani berjalan sendirian kemanapun saya suka. rasa takut saya hilang. Bahkan sampai bolos kuliah. biasanya, Pagi-pagi saya berangkat ke tepi pantai. Menatap laut, lalu menangis sejenak di sana. Kemudian saya lanjutkan ke toko buku untuk mencari satu kalimat luar biasa yang mampu menyetrum semangat saya kembali. kemudian pulang.

Semangat saya mudah naik mudah turun. Kalau lagi naik, wah menggebu-gebu sekali, serasa dunia ini mampu saya kuasai. nah,Kalau lagi turun, saya akan menjelma seperti mayat hidup. Serasa tak ada lagi hari esok. Parah.

Saya terkenal sebagai orang yang super sensitif. Paling pantang dikerjain. Kalau sudah seperti itu, saya akan langsung merajuk dengan indahnya. Ckckck, teman-teman saya paling tau dengan tabiat saya yang satu ini.


BUT, SEMUA SIKAP SAYA DI ATAS LANGSUNG TERKIKIS HABIS SETELAH PERISTIWA BESAR YANG SAYA ALAMI DALAM HIDUP.


Itulah yang saya katakan sebagai akibat dari kesalahan saya memilih jalan hidup. Terlalu mempercayai orang lain membuat saya jatuh hancur ketika mereka mengkhianati saya.

Tapi efeknya luar biasa terhadap diri saya. Saya tumbuh dewasa dari semua pengalaman itu. Saya bisa belajar dari kesalahan saya.
Kawan tau apa efeknya?

Setelah satu tahun berfikir, setelah satu tahun bergiat, mencoba bangkit perlahan, mangusung tubuh untuk berdiri tegap. Mengalihkan pikiran agar dapat mengindahkan masa lalu. Pada akhirnya saya dapat melewati satu tahap dalam periode metamorfosa ini.

Saya yang sekarang menyukai perjuangan. Tidak lagi cengeng. Tidak suka menangis. Sampai-sampai suatu ketika saya merasa sangat rindu air mata.

Saya masih suka musik mellow, tapi tidak dibawa ke hati. Hanya sekedar hiburan penenang jiwa. Kalau dahulu musik saya jadikan pengundang tangis, pengundang hadirnya kisah-kisah sedih di masa lalu. kalau sekarang, pemikiran itu saya ubah. Musik adalah pencipta ketenangan.

Saya lebih suka film peperangan. Padahal dulu film jenis ini adalah film yang paling tidak saya sukai. Antipati deh pokoknya. sekarang, Saya sangat menikmati perjuangan dalam film itu. saya menyukai orang-orang yang berani take action,berani mengambil sikap walaupun itu berisiko. dari pada orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk menangisi hal-hal yang tak penting.

Kadang saya jadi bertanya-tanya sendiri. Kenapa saya jadi begini???? Tapi enak juga ternyata. Diri saya bebas dari rasa sedih yang terus menghantui.

So , bagaimana denganmu teman???? Kamu pasti punya kisah sendiri bukan???? Yang jelas tetaplah belajar dari kisahmu di masa lalu… don’t give up. Oke.

2 komentar:

  1. upha... desi mengalami hal yang sama seperti upha, tapi kebalikannya... upha di awal adalah desi di akhir... =(

    BalasHapus