Senin, 08 Oktober 2012

Tradisi Baralek, Jelang Tengah Malam


Sebagai orang minang, tradisi ba-ORGEN pada malam ataupun siang pada saat baralek gadang memang tak asing lagi kita dengar. Bahkan saudara kita, famili-famili
kita tak mau ketinggalan dalam melaksanakan tradisi ini.

Tujuan apa sebenarnya yang ingin di capai? kepuasan apakah yang
 ingin diraih?? ataukah hanya sekedar luapan kebahagiaan? melepaskan kegembiraan sakral yang dianggap hanya sekali dalam seumur hidup

memang, tradisi ini sukar sekali dihapuskan. sepertinya, Acara baralek dianggap tak sempurna tanpa mendatangkan musik "orgen".

kemana hilangnya slogan 'adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" yang selama ini menjadi panutan?

Dari beberapa kampung yang saya lihat, ada fenomena yang sungguh memalukan : Saat malam menjelang, para tetamu banyak berdatangan. Seiring itu pula dendangan lagu-lagu akan mulai diperdengarkan oleh beberapa orang artis secara bergantian. Maka membubunglah nyanyian ke angkasa raya.

artis-artis tersebut  memakai pakaian namun telanjang. sudah sama pula pakaiannya dengan artis-artis di televisi. dan parahnya lagi, penampilan mereka itu disaksikan para tokoh kampung yang datang diundang.

tidakkah ninik mamak serta alim ulama merasa resah??

lalu perhatikanlah, saat malam mulai menua. Aliran musik akan beralih nada. dangdut, pop, akan dialihkan kepada musik house yang gemanya tak tanggung-tanggung. Dentuman bass akan terdengar ke seantero kampung. ya, itu sungguh menggegerkan. Pada malam itu, akan banyak sekali mata-mata yang tak bisa terpejam.

terus perhatikanlah! Pada dini hari, suasana akan semakin memuakkan. para lelaki akan naik panggung. bersama para artis, mereka bergoyang. berjoget ria. seolah tak ada lagi kesadaran.
pada malam itu, kampung akan menjelma bak ruangan diskotik. di mana ada kebebasan bergoyang sesukanya. bahkan ada yang berani membawa minuman keras. naudzubillah.

kapan lagi mata kita akan terbuka??
seakan persoalan ini menjadi ilegal dengan alasan yang sama sekali tak jelas.

tidakkan ada yang berpikir bahwa tradisi ini akan menodai kesakralan acara walimahan yang memang hanya sekali dalam seumur hidup kita?
ya Tuhan.. ampunilah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar