Sabtu, 22 Februari 2014

^.^ Tentangnya, Lembur, dan Segelas Kopi



Pukul sembilan malam. Semua karyawan telah pulang ke rumah masing-masing. Suasana kantor perbankan itu menjadi cukup hening. Hanya sisa rintik hujan dan suara mesin tik tua yang sesekali menyumbangkan nada-nada pada malam sunyi  ini. Tampak semua ruangan telah disenyapkan kecuali satu ruangan, milik sang manajer.


Seperti biasa, Mas Idra pulang paling akhir. Banyak hal yang ingin ia selesaikan. Bukan Idra namanya jika   di tangannya masih menumpuk tugas-tugas yang terbengkalai. Semua akan ia selesaikan meskipun harus rela mengorbankan waktu istirahatnya dengan keluarga. Pantas! Pak direktur menganakemaskannya di kantor itu.

Secangkir kopi hitam Aceh tanpa gula menjadi teman setianya saat lembur seperti ini. Kopi yang pekatnya hampir menyamai pekatnya malam. "Hmm.. " Nikmat betul melihatnya bermain-main dengan kopi itu. Dengan sekali teguk, 1/3 cangkir kopi pun melesak masuk ke dalam tenggerokonnya. Ia selalu menyisakan 3/4 cangkir untuk menikmati aroma si kopi. Katanya, Aroma kopi mampu menumbuhkan semangatnya dalam bekerja.

Malam kian larut. 1/3 cangkir kopi pun tlah dingin. Semua berkas penting tampak tersusun rapi di dalam map, menunggu deadline untuk diberikan pada direktur. Mas Idra bersiap untuk pulang. Saat kaki ia mulai ia langkahkan, terbayang sudah wajah ibunya di rumah, hidangan makan malam yang lezat, juga hamparan sofa tidur yang nyaman di kamarnya.

di jalan...

Hening...

Hujan..

Setitik air pun jatuh mengenai ubunnya..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar