Tepatnya tetangga. Rumahnya sebelah kiri rumah yang ada di depan rumah kami. Kalau siang, beliau dan keluarga tidak ada di rumah. Keluarga ini berada di rumah hanya dari sore sampai pagi esoknya. Istrinya dosen. Dan si bapak bekerja di salah satu media cetak terpercaya di kota padang. Usia beliau masih jauh dari kata tua. Paling sekitaran 40an. Anak-anaknya ada tiga. Yang paling besar laki-laki, sekolahnya SMP. Yang tengah perempuan, masih SD. Dan yang bontot juga perempuan, belum sekolah.
Kembali ke Falah. Anakku ini hafal betul kapan menyoraki si bapak.
Dia tau bunyi mobil beliau. Kenal dengan bunyi pagar rumah beliau ketika dibuka.
Kalau salah satu dari bunyi-bunyian tersebut terdengar, si falah yang sedang tiduran akan langsung mendongak tegak, lari ke jendela, dan bersorak "paaaak" .
Uniknya, setiap falah memanggilnya, si bapak tak bosan menyahut. Tak pernah beliau mengabaikan.
Berkali-kali falah bilang "paaak" berkali-kali pula si bapak menjawab "yaaa falaah". Kadang diselingi dengan pertanyaan, " sudah mandi falah..?" atau "sudah makan falah?"
Kadang kami merasa segan sama beliau. Takutnya falah mengganggu. Tapi ya itu, falah selalu lanjut dengan kesenangannya, tiap hari, dengan panggilan yang berulang kali.
Begitulah, anak kecil memang punya kecendrungan dekat dengan seseorang yang bukan keluarganya.
Apakah kecendrungan ini bertahan hingga dewasa?? Tentu tidak. Anak-anak bahkan lupa kalau dulu pernah nempel dengan seseorang ini dan itu. Sedang yang bersangkutan takkan pernah lupa kalau dahulu inilah anak kecil yang selalu bersorak memanggilnya "paaaak".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar