Salah satu dimensi kemanusiaan yang paling asik untuk dibahas adalah dimensi kepribadian. Dimensi ini mempengaruhi perilaku manusia dalam menempatkan dirinya di masyarakat.
Berbicara tentang kepribadian sejatinya sama saja membicarakan hal yang sifatnya subjektif. Penilaian baik buruknya tiada tolak ukur yang pasti. Hanya bisa dirata-ratakan tergantung kondisi di selingkar masyarakatnya.
Kali ini saya tidak akan membahas tentang terminologi kepribadian introvert dan ekstrovert.
Pusat bahasan saya kali ini adalah bagaimana masyarakat memandang dua kepribadian ini.
Secara umum, kecendrungan manusia lebih menyukai pribadi ekstrovert karena mereka lebih ceria, mudah berkawan serta pandai bersosialisasi dengan semua kalangan. Dan umumnya mereka ini mudah diterima dalam masyarakat. Karena sudah menjadi sifat masyarakat untuk butuh akan bersosial dan bermua'amalah satu sama lainnya. Bertolak dari ini, maka masyarakat akan cenderung melontarkan stigma negatif pada orang-orang dengan pribadi sebaliknya yaitu introvert. Orang-orang yang pendiam, yang suka mengurung diri, terlihat enggan untuk bersosialisi dengan sekitar meskipun hanya untuk basa basi. Orang-orang seperti ini sulit ditebak, dan biasanya memiliki lingkaran pertemanan yang kecil dan sempit.
Tapi apakah pemikiran seperti ini layak untuk dipertahankan? Saya rasa tidak.
Untuk bisa mengerti ini, sangat butuh pada dua hal berikut ; Pertama pengetahuan dan kedua adalah pemahaman.
Pertama harus tau dulu, bahwa manusia diciptakan dengan sangat kompleks. Tak hanya morfologi jasad yang berbeda tapi juga kepribadian yang berbeda. Kita tak dituntut untuk tau akan istilah-istilah yang dipakai dalam bahasan ilmu jiwa, apakah itu ekstrovert, introvert, ataukah ambivert. Cukup tau saja bahwa manusia memiliki pribadi yang beragam.
Pengetahuan ini in sya Allah akan membantu kita untuk bisa lebih memahami orang lain. Sehingga setiap tindakan kita tak melulu bersifat egosentris semata.
Lalu setelah itu barulah dibutuhkan pemahaman. Tak sekedar tau, tapi juga memahami.
Apa indikator seseorang berada di level paham?
Yang jelas tak ada lagi judgemental/sikap menghakimi.
Mampu membedakan antisosial dengan introvert. Ini adalah dua istilah dengan makna yang berbeda. Antisosial merupakan sebuah gangguan kepribadian. Penderitanya cenderung berbohong, melanggar hukum, bertindak impulsif, dan kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Sedangkan orang-orang dengan pribadi
introvert adalah mereka yang fokus dengan diri sendiri, tipe damai. Mereka bukannya tidak mau bersosial, bukannya tidak mau andil dalam kehidupan bermasyarakat, hanya saja mereka merasa tak pandai dalam menempatkan diri. Merasa canggung.
Jika bicara simpati dan empati, justru mereka lebih mudah tersentuh. Karena diamnya mereka bukannya karena apatis, melainkan diam yang terus mengamati.
Untuk membantu mereka bersosialisasi maka disinilah perannya orang-orang ekstrovert untuk menarik mereka masuk ke masyarakat. Mereka butuh pada orang-orang yang bisa menyamankan suasana sehingga mereka tak lagi merasa canggung dan terasing.
Jika dipelajari lebih dalam, pribadi introvert yang sudah terasah, dalam artian sudah melalui proses pembelajaran kehidupan, akan menjadi kepribadian yang luar biasa. Betapa banyak daftar nama orang-orang sukses di dunia ini memiliki kepribadian introvert.
Karena mereka mampu meningkatkan sisi kelebihan dan menekan sisi-sisi kekurangannya. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar