Senin, 10 Oktober 2011

pertemuan


Pagi-pagi sekali aku berangkat menuju Masjid Taqwa pasar raya Padang, di sana aku dan ibu berjanji untuk bertemu..



Hari itu kami
berencana untuk membeli sesuatu, yaitu perlengkapan untuk PPL..



Lama menunggu sambil berdiri, membuat kakiku kecapean. akhirnya kulangkahkan kaki untuk duduk di pelataran mesjid. Seorang akhwat bercadar telah duduk lebih dulu di sana, aku pun duduk disampingnya dan langsung mengucapkan salam.



Assalamu'alaikum..



Wa'alaykumussalam..



Setelah itu kami lama terdiam, sepertinya kami sama-sama memikirkan apa yg hendak dibicarakan. Hingga kemudian aku memulai pembicaraan.



"habis pengajian ya?"



"tidak kak" dia menggelengkan kepala.



"hmm.. Kirain habis pengajian. Hari ini kan ada pengajian"



"O.. Tidak kak. Kakak kuliah ya? Di mana?," dia mencoba memulai topik baru.



" Iya, kakak kuliah di IAIN, adik? "



" Aku tidak kuliah kak, udah tamat pondok, pondok tahfidz di medan, sekarang sedang ngajar di salah satu pondok tahfidz di padang ni"



" Aubhanallah dik, adk orang medan?



" Tidak kak, aslinya batu sangkar"aku merasa senang karena aku dan dia sama-sama orang sumbar.



" O iya, memangnya kelahiran tahun berapa ya?" aku heran saja mengapa akhwat ini memanggilku dengan sebutan kakak, apakah benar aku lebih tua darinya.



" tahun 93 kak" dia kemudian menjawab.



sambil tersenyum aku menanggapi, " o, berarti kakak memang lebih tua"

o ya, kakak salut adik sudah berani berkomitmen menggunakan cadar. sudah sejak kapan dik?"



" Alhamdulillah sudah empat tahun kak"



Aku merasa takjub dengannya, sama juga terhadap seorang akhwat yang kutemui di pengajian. dia masih SMA namun sudah berani menggunakan cadar.



" Salut kakak, kakak saja belum berani. kayaknya sikap dulu deh yang perlu diperbaiki"



" Insya Allah kak..."



Saat kami asik berbincang, seorang ibu di sampingnya mengajak akhwat tadi pergi. Aku merasa sedih, aku masih ingin berbincang dgnya, sepertinya dia pun berharap begitu. Dan, alhamdulillah, untung sekali, azan zuhur berkumandang. itu artinya kami masih punya waktu mengobrol sebentar lagi, kan ada waktu sambil kami membuka sepatu dan kaos kaki.



" jadi adik belum pernah sama sekali ikut kajian di padang?"



" belum kak, aku di sini baru tiga bulan, jadi belum tau tempat dan jadwalnya"



" baiklah, berapa nomor telponmu dik, nanti kakak kasih info jika ada pengajian"



akhirnya kami saling bertukar nomor telpon. saat aku mau menuliskan nama, aku baru ingat bahwa kami belum tau nama masing-masing. aku pun memulai bertanya.



"memangnya adik sudah tau nama kakak?"



" eh iya kak, nama kakak siapa?"



" ulfa, adik..?"



" namaku ruqayyah kak..."



kemudian kami pun mengucapkan salam perpisahan dan berjabat tangan, ruqayyah pun segera mengambil wudhu sedangkan aku tetap di sana menunggu ibu. karena memang aku sedang absen sholat.

tapi, baru saja ruqayyah melangkahkan kakinya satu langkah, ibuku datang dan melihat keakraban kami sejenak. ya tuhaan... dan...





# pertemuan ini sangat berarti bagiku, karena melalui pertemuan ini kesabaranku di uji. pertemuan ini telah menyulut terjadinya peristiwa besar antara aku dan.....#



# semalam aku memimpikan ruqayyah, semoga ruqayyah baik-baik saja#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar