Selasa, 08 Oktober 2019

GELAP

Gelap adalah ketiadaan cahaya. Bila cahaya tak menyentuh mata-gelap- mata tak bisa menjalankan fungsinya. Bila cahaya tak menyinari hati (kalbu) -gelap- hati berada di kegelapan yang nyata.
Mata tak melihat, hati tak mampu merasa-i dengan baik. Itulah gelap yang menyebabkan kegelapan.
Dan kondisi ini bisa menjadi buruk jika tak disikapi dengan baik.
Gelap, mati lampu. Kalaulah keadaan ini tak dihadapi dengan sempit hati, tentu lilin kecil pun akan terasa cukup untuk menerangi. Hati yang gelap. Muram. Kalaulah cepat diperbaharui dengan memperbanyak ibadah, tentu muram cepat tersibak, karena cahaya keimanan yang menerangi.
***
Kemarin pak suami pulang terlambat. Rupanya beliau singgah ke kontrakan. Memang, sudah satu minggu kami menginap di rumah orang tua. Bolehlah menengok kondisi kontrakan yang lama ditinggalkan.
Sesampai di rumah beliau bercerita. Tetangga samping rumah datang menemui beliau ke lokasi kerja. Dia bilang, lampu rumahnya mati karena ada yang konslet. Dan malangnya, sekring listrik ada di rumah kami. Jangan heran.
Dulunya dua rumah itu adalah satu rumah yang cukup besar. Karena yang empunya rumah tak lagi tinggal di sana, maka rumah tersebut dibagi dua. Kemudian dikontrakkan tanpa memisahkan daya listriknya di masing-masing rumah..
Rumah yang satu kami tinggali dan satunya lagi sudah satu kali berganti penghuni semenjak 2 tahun kami disana. Dan penghuni yang sekarang adalah penghuni baru. Penghuni lama pindah ke rumah yang baru dibeli setelah diangkat menjadi PNS. Dengan penghuni yang sekarang kami belum sempat bertukar nomor telepon. Belum terlalu banyak bercerita. Ya sekedar nama, kampung dan dimana bekerja.
Sedih membayangkan mereka melalui malam tanpa lampu yang terang, apalagi mereka punya batita yang mungkin saja tak nyaman di kegelapan. Semoga hati mereka tetap lapang, meski bermalam dengan lilin lilin kecil atau hanya dengan terang rembulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar