Selasa, 08 Oktober 2019

Jangan Ada Prasangka Di antara Kita

Teman, kita yang biasa bersama, saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman, berbagi rasa baik suka maupun duka. Bagaimanakah jika suatu waktu aku lenyap dari pandanganmu, sunyi dari pendengaranmu, tiada kabar berita dariku walaupun hanya sebait ucapan selamat tinggal, karena mungkin aku akan pergi ke tempat yang teramat jauh. Apakah gerangan yang akan engkau pikirkan tentangku?
Kecewa? Ya, mungkin saja. Apa engkau akan marah lalu membenciku? Sehingga tatkala aku datang mengunjungimu lagi engkau akan tutup pintu rumahmu untukku. Teman, fahamilah bahwa hidupku hidupmu itu berbeda. Terkadang tak semua bisa kuceritakan padamu. Bahkan meski aku mau, namun waktu pula yang enggan memberiku ruang untuk mendatangimu dan berkisah padamu. Ya, mungkin karena peliknya hidupku, sehingga pikiran dan langkahku disibukkan oleh berbagai urusan yang menyita waktu kebersamaan denganmu. Jika benar itu terjadi, aku mohon, tetaplah menjadi temanku. Teman yang kumaknai sebagai saudara, yang tak mungkin berpikir buruk tentangku. Jangan ada prasangka di antara kita, karena prasangka adalah indikator awal retaknya sebuah jalinan pertemanan. Engkau boleh kecewa, namun setelah itu carikanlah seribu uzur untuk temanmu ini, sehingga tiada muncul prasangka yang nantinya akan menghantarkan kita pada perselisihan dan permusuhan. Sepakat kan kita?





Ah, aku terlalu serius ya? Janganlah dikau bersedih sekarang, teman. Ramadhan di malam ini masih  purnama. Nikmatilah sebelum syawal keburu datang. Kisah kepergianku itu hanyalah guyonan. Namun tetap harapanku adalah kebenaran. Karena kita tak mampu meramal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
**Padang, Ramadhan Juni 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar