Jumat, 15 Juli 2022

Yuk Manjakan Diri

Kadangkala waktu bekerja yang panjang membuat kita lupa pada diri sendiri. Lupa bahwa ada hak diri untuk disenangkan dan dimanjakan. Menyenangkan diri bukan hanya berarti melepaskan tubuh dari beragam aktivitas yang menguras energi seperti merebah di kasur atau sejanak leyeh-leyeh sambil memainkan jemari di tombol smartphone sebagaimana orang-orang di era milenial sekarang ini. Tapi lebih dari itu, memanjakan diri adalah menyenangkan hati dan menenangkan pikiran dengan melakukan hal-hal yang disukai.
Jadi tubuh dan perasaan akan lebih fresh dan segar jika kita bisa mengambil sedikit waktu untuk melakukan kegiatan yang seru, fun, dan pastinya tidak menguras pikiran.
Salah satu kegiatan itu adalah menulis. Bagiku manfaat menulis sangatlah besar. Menulis bisa menjadi obat untuk tubuh yang lelah, hati yang lelah, juga pikiran yang lelah. Aku percaya dan sudah membuktikan apa yang disampaikan oleh banyak psychologist bahwa "writing is healing",  menulis itu menyembuhkan.
Menulis bisa di mana saja, bisa di diary, notebook, atau di media lainnya yang banyak tersedia saat ini.
Namun, jika menulis di media sosial, tentu banyak hal yang harus diperhatikan. Selain kesantunan berbahasa, tulisanmu juga harus bebas sara. Tulislah apapun yang bisa memberikan manfaat, bukan sekedar curhat lepas untuk membuang semua sampah perasaan dengan mengedepankan keluh kesah, gugatan pada Tuhan, dan lain sebagainya. Karena kata-katamu adalah sugesti untuk dirimu. Kata yang baik akan memberikan efek positif begitu juga sebaliknya.
Selain menulis, sungguh banyak hal positif lainnya yang bisa dilakukan untuk meraih kesenangan tubuh dan pikiran. Yang penting kenali diri, karena dengan mengenal diri kita akan tau apa yang sedang dibutuhkan diri dan cara apa yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

***

Berbenah Yuk Berbenah

Jika tulisan di atas lebih fokus ke aktivitas menulis, tulisan kedua akan menyajikan sesuatu yang berbeda.
Yuk berbenah!
Meskipun kegiatan mengajar di luar rumah cukup padat, saya tetaplah seorang ibu rumah tangga yang tak pantas membuat-buat alasan untuk lepas dari pekerjaan rumah. Karena sejatinya kegiatan rumah inilah yang menjadi tugas wajib seorang perempuan yang sudah menikah.
Jika suami mengizinkan istri bertugas di luar,  maka mau tidak mau istri harus sedikit berkorban, berani mengambil resiko dengan merelakan sisa waktu- yang harusnya bisa full digunakan beristirahat- untuk mengelola urusan domestik rumah tangga. Salah satunya berbenah. Saya suka sekali berbenah. Berbenah adalah satu hal yang sangat amat mengasikkan. Karena suka, maka saya tidak merasa terbebani dengan tugas ini.
Meletakkan sesuatu di tempatnya, merapikan yang berantakan, mencuci piring-piring kotor, menyapu lantai,  adalah kegiatan yang sangat saya nikmati.
Bagi saya rumah yang rapi dan bersih akan membuat nyaman hati penghuninya. Rumah yang kotor dan berantakan akan membuat hati dan pikiran menjadi kusut. Jika pikiran kusut, maka emosi negatif akan sulit dikontrol.
Di antara kegiatan berbenah yang paling saya suka adalah menata buku-buku.
Deretan buku-buku yang rapi di rak akan membuat tampilan rumah menjadi aesthetic. Keberadaan buku-buku ini begitu berharga bagi saya, berharga dari segi kontennya, juga berharga dari segi nilai estetikanya di dalam rumah. Karena buku adalah hiasan rumah yang jauh lebih berharga dari lukisan yang nilainya jutaan rupiah.
Selain manata buku, menata dapur juga sangat saya senangi. Dapur adalah tempat favorit saya akhir-akhir ini. Jadi saya ingin
Dapur selalu tertata dan bebas dari tumpukan piring kotor. Bersihnya dapur adalah salah satu target ketuntasan saya setiap harinya. Intinya harus rapi dan bebas bau. Jika piring kotor ditumpuk dalam waktu yang cukup lama ( sehari saja) bisa menjadi sumber bau yang meresahkan hidung.
Pengelolaan sampah yang tepat juga bisa menekan bau, sampah harus dimasukkan ke dalam plastik sampah lalu dibuhul mati supaya bau tidak merembes keluar. Seperti inilah saya mengelola sampah sejak hijrah ke perkotaan. Kalau dahulu, sampah tidak perlu ditumpuk dulu baru dibuang/ menunggu petugas sampah membawanya. Cukup buang langsung ke tempat pembakaran lalu bakar, dan tugas pun selesai.
Selain berbenah harian seperti di atas, saya juga menyediakan waktu untuk berbenah pekanan terkhusus untuk yang menyita tenaga seperti menguras kamar mandi, membersihkan kolong dapur, membersihkan ricecooker.
Ya inilah salah satu kegiatan menyenangkan bagi ibu-ibu rumah tangga. Jika tugas wajib tertunaikan maka hati akan tenang dan menjadi kepuasan tersendiri di dalam batin. Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar